Archipelagotimes.com – Sutan Syahrir bukan hanya pemikir tajam, tapi juga motor utama perjuangan diplomatik Indonesia di masa awal kemerdekaan. Sebagai Perdana Menteri pertama Indonesia, ia jadi kunci di meja perundingan dengan Belanda pasca proklamasi 1945.
Ia dikenal moderat, humanis, dan mengutamakan jalur diplomasi dibandingkan kekerasan. Saat Soekarno-Hatta sibuk mengatur strategi dalam negeri, Syahrir sibuk menjual ide kemerdekaan ke dunia luar.
Ia membentuk Partai Sosialis Indonesia, menentang totalitarianisme dan terus mempromosikan kemerdekaan sebagai hak mutlak bangsa. Ide-idenya banyak tertuang dalam “Perjuangan Kita”, buku kecil tapi penuh makna.
Sayangnya, namanya tenggelam oleh dominasi Soekarno dan Hatta dalam narasi sejarah. Tapi kini, publik mulai menengok lagi jasa besar tokoh ini.