Archidaily

Kemendikdasmen Fokus pada Pendidikan Inklusif dan Pencegahan Kekerasan di Sekolah Tahun 2025

×

Kemendikdasmen Fokus pada Pendidikan Inklusif dan Pencegahan Kekerasan di Sekolah Tahun 2025

Sebarkan artikel ini
Foto Wawancara - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti,

Archipelagotimes.com – Dalam upaya menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan bebas dari kekerasan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar Taklimat Media Akhir Tahun 2024. Acara ini menjadi momen penting untuk memaparkan capaian selama tahun 2024 sekaligus mengungkap arah kebijakan pendidikan untuk tahun 2025. Lebih dari 60 jurnalis dari berbagai media nasional hadir dalam kegiatan ini.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman merupakan prioritas utama.

“Kami berkomitmen menangani kekerasan dan bullying di sekolah dengan serius. Visi kami adalah menciptakan pendidikan yang inklusif dan penuh kasih sayang. Tidak ada ruang bagi kekerasan dalam dunia pendidikan,” ujar Menteri Mu’ti.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani, menjelaskan sejumlah langkah konkret yang telah dilakukan. Salah satunya adalah pelatihan intensif bagi lebih dari 1.200 guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mencegah dan menangani kekerasan di sekolah.

“Kami juga melatih guru Bimbingan dan Konseling (BK) dengan materi perlindungan anak dan penanganan kekerasan. Ke depan, pelatihan ini akan diperluas dengan pendekatan berbasis komunitas,” tambah Nunuk.

Kemendikdasmen juga telah membentuk 27 Satgas di tingkat provinsi dan 448 Satgas di tingkat kabupaten/kota. Lebih dari 400.000 sekolah kini memiliki tim khusus untuk pencegahan dan penanganan kekerasan.

Menurut Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, meningkatnya laporan kasus kekerasan justru menjadi indikator keberanian siswa dan orang tua untuk bersuara.

“Ini menunjukkan bahwa komunitas sekolah semakin percaya pada sistem yang kami bangun. Dengan dukungan Satgas, kami yakin penanganan kekerasan di masa depan akan lebih efektif,” jelas Suharti.

Selain fokus pada penanganan kekerasan, Kemendikdasmen juga mengedepankan pendidikan karakter melalui Program Makan Bergizi Gratis. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi siswa, tetapi juga menanamkan nilai kebersamaan, disiplin, dan tanggung jawab.

“Makan bersama bukan hanya soal gizi, tetapi juga pendidikan karakter. Kami ingin siswa belajar menghargai waktu dan berinteraksi secara positif dengan teman-teman mereka,” jelas Menteri Mu’ti.

Program ini juga mendukung inisiatif Sekolah Sehat yang mengedepankan kesejahteraan fisik dan mental siswa. Dengan menyediakan makanan bergizi, Kemendikdasmen berharap sekolah menjadi tempat yang mendukung keberhasilan akademik sekaligus membentuk generasi yang sehat dan berkarakter.

Kemendikdasmen terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, LSM, dan penegak hukum, guna menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif.

“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Kami mengajak semua pihak, dari orang tua hingga masyarakat, untuk bersatu mewujudkan pendidikan yang bebas dari kekerasan,” pungkas Menteri Mu’ti.

Melalui langkah-langkah strategis ini, Kemendikdasmen optimistis pendidikan di Indonesia akan semakin maju, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan lingkungan belajar yang aman dan program unggulan yang inovatif, Indonesia bergerak menuju masa depan pendidikan yang lebih cerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!