Archipelagotimes.com – Sekelompok pemuda dari Desa Penu menggelar aksi protes di depan mess PT CABM. Mereka menyuarakan kekecewaan terhadap perusahaan yang dinilai abai terhadap aspirasi masyarakat setempat dan enggan menghadiri pertemuan yang dimediasi di desa.
“Perusahaan yang beroperasi di tanah kami harus menghormati warga, bukan bersikap seolah-olah kami bergantung pada mereka,” tegas Arafat Soleman, koordinator aksi. Ia menyoroti sikap PT CABM yang hanya mau berdialog di wilayah mereka sendiri, bukan di tempat netral seperti desa.
Para pemuda ini juga mendesak PT CABM untuk lebih transparan dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial di Desa Penu. Mereka menuntut perusahaan agar tidak hanya mendengar keluhan warga, tetapi juga mengambil tindakan konkret demi menjaga kondusifitas desa.
“Aksi ini baru awal,” lanjut Arafat. Menurutnya, banyak warga lain yang ingin ikut turun ke lapangan, tetapi demi menjaga ketertiban, protes kali ini dilakukan dalam skala terbatas. Namun, jika tuntutan mereka terus diabaikan, mereka siap mengerahkan massa lebih besar, bahkan hingga ke kantor PT CABM di Jakarta.
“Kami tidak akan tinggal diam. Jika perusahaan terus menekan hak-hak masyarakat, perlawanan ini akan semakin besar,” tutupnya
