Archidaily

Prabowo Khawatir Ada Campur Tangan Asing, Founder BUPOLO Connection : Tugas Negara Menjawab Keresahan, Bukan Mencurigainya

×

Prabowo Khawatir Ada Campur Tangan Asing, Founder BUPOLO Connection : Tugas Negara Menjawab Keresahan, Bukan Mencurigainya

Sebarkan artikel ini

Archipelagotimes.com – Presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan kekhawatirannya terhadap potensi campur tangan pihak asing atau kelompok tertentu yang ingin menciptakan instabilitas nasional. Ia menilai, dinamika sosial-politik yang tengah berkembang saat ini berisiko dimanfaatkan untuk memperkeruh suasana, apalagi menjelang transisi pemerintahan.

“Harus waspada. Jangan sampai ada kekuatan eksternal yang memanfaatkan situasi dalam negeri untuk kepentingan mereka. Kita harus jaga stabilitas,” ujar Prabowo dalam pernyataannya baru-baru ini.

Namun, kekhawatiran ini justru menuai respons tajam dari tokoh sipil. Ali Mansur Monesa, pendiri BUPOLO Connection, menyebut bahwa pemerintah semestinya hadir sebagai pendengar aspirasi rakyat, bukan mencurigai suara mereka.

“Tugas negara adalah menjawab keresahan rakyat, bukan mencurigai keresahan itu sendiri. Kecurigaan seperti ini bisa berbahaya, apalagi jika dijadikan alasan untuk membungkam ekspresi publik,” tegas Ali dalam pernyataan tertulisnya.

Pernyataan Prabowo muncul di tengah gelombang demonstrasi yang merebak di berbagai daerah. Mahasiswa dan masyarakat sipil turun ke jalan menyuarakan penolakan terhadap Revisi Undang-Undang TNI yang telah disahkan oleh DPR RI. Mereka menilai revisi tersebut membuka ruang terlalu besar bagi militer untuk masuk ke ranah sipil, termasuk di sektor pemerintahan dan keamanan dalam negeri.

Ali menambahkan, bila negara ingin menciptakan stabilitas sejati, maka akar ketidakpuasan rakyat harus dijawab dengan dialog dan kebijakan yang adil.

“Menuduh ada kekuatan asing di balik setiap unjuk rasa justru menunjukkan kegagalan memahami suara publik,” ujarnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada menyebut bahwa pernyataan Prabowo bisa menjadi sinyal awal pendekatan keamanan yang lebih ketat di masa pemerintahannya. “Retorika soal ‘campur tangan asing’ acap kali digunakan untuk meredam legitimasi gerakan sosial. Ini patut diwaspadai,” katanya.

Kini, publik menanti langkah konkret dari Prabowo: apakah ia akan membuka ruang dialog dengan kelompok kritis, atau justru memperkuat narasi ancaman sebagai pendekatan utama terhadap dinamika sosial yang tengah berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!