Archipelagotimes.com – Tokoh pejuang buruh asal Maluku, Abdoel Moethalib Sangadji atau yang dikenal sebagai AM. Sangadji, dinilai layak mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional atas dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak pekerja sejak era pra-kemerdekaan.
Abdullah Kelrey, Founder Nusa Ina Connection, menyebutkan bahwa AM. Sangadji bukan sekadar aktivis, tetapi juga merupakan guru bangsa yang perannya belum banyak diangkat dalam narasi sejarah nasional.
“Sudah saatnya kita sebagai bangsa yang beradab memberikan penghargaan tertinggi kepada beliau. AM. Sangadji pantas dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional atas kontribusinya yang besar terhadap negeri ini,” ujar Kelrey dalam pernyataannya. Kamis, (01/02/2025).
Dikenal sebagai sahabat dekat tokoh pergerakan HOS Tjokroaminoto, AM. Sangadji aktif mengorganisir para buruh sejak menetap di Batavia (sekarang Jakarta Pusat). Ia tinggal di Jalan Molenvliet West No. 100—kini dikenal sebagai Jalan Gadjah Mada—dan kemudian di Gang Kernolong Dalam, Kramat Sentiong.
Kedekatannya dengan masyarakat Betawi dan para sopir angkutan umum di kawasan tersebut membuatnya mendirikan Koperasi Buruh Supir (KBS), yang menjadi wadah perjuangan ekonomi bagi para pemuda lintas suku. Karena perannya, ia dipercaya sebagai ketua umum paguyuban para sopir di daerah itu.
Tokoh muda Syarikat Islam, Syafinuddin Al-Mandari, dalam sebuah dialog daring bertajuk “Mengenal Sahabat Tjokroaminoto, Jago Toea dari Maluku, A.M. Sangadji”, menyebut bahwa warga setempat menjulukinya sebagai “Si Pitung dari Ambon” karena keberaniannya membela rakyat kecil.
Jejak perjuangan AM. Sangadji menjadi catatan penting dalam sejarah bangsa, terutama dalam mengangkat harkat kaum pekerja di tengah tekanan kolonialisme.