Politik

Visi Misi Kalah Sama Visi Nikah: Aktivis Disalip Janda Politik

×

Visi Misi Kalah Sama Visi Nikah: Aktivis Disalip Janda Politik

Sebarkan artikel ini
Istri mantan bupati menang pilkada
Illustration Image - Created using Artificial Intelligence (AI) by the Editorial team.

Archipelagotimes.com – Katanya kita hidup di era demokrasi, tapi setiap pemilu rasanya kayak nonton ulang sinetron lama. Di salah satu daerah, seorang aktivis muda yang penuh semangat perubahan justru tersingkir oleh istri mantan bupati—yang rekam jejaknya lebih dikenal di arisan ketimbang urusan publik. Apakah ini bukti “kepercayaan rakyat,” atau sekadar efek nostalgia terhadap kemewahan rumah dinas dan mobil dinas?

Aneh memang, ketika aktivis sibuk merancang program dan berdiskusi soal visi, lawannya hanya perlu tersenyum di baliho bertuliskan “lanjutkan yang sudah baik.” Lalu publik—yang sudah jenuh dengan janji—memilih yang familiar, bukan yang berintegritas. Demokrasi katanya memilih yang terbaik, tapi mengapa yang terpilih malah yang ‘dekat dengan mantan’?

Politik dinasti makin sulit dibedakan dari bisnis keluarga. Jabatan kepala daerah jadi semacam warisan tidak tertulis, berpindah dari suami ke istri, lalu siapa tahu nanti ke anak sulung. Aktivis dengan idealisme tajam jadi bahan kampanye lawan: “Belum berpengalaman,” katanya. Lucu, seolah pengalaman jadi istri pejabat lebih kredibel daripada jadi pejuang di akar rumput.

Apa kamu masih percaya bahwa satu suara bisa mengubah segalanya? Atau kamu justru mulai curiga bahwa suara kita hanya formalitas, sementara sistemnya sudah diatur dari jauh-jauh hari? Tulis pendapatmu di kolom komentar. Apakah politik kita masih pantas disebut demokrasi, atau sudah seharusnya kita sebut “demokrasi versi keluarga besar”?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *