Destination

Dari WA & IG ke 180 Outlet: Strategi Puyo Desserts Bangun Kerajaan Puyo Group

×

Dari WA & IG ke 180 Outlet: Strategi Puyo Desserts Bangun Kerajaan Puyo Group

Sebarkan artikel ini

Archipelagotimes.com  – Siapa sangka, brand dessert lembut yang biasa kamu temukan di food court mall ini dulunya cuma dijual via WhatsApp dan Instagram? Yap, Puyo Desserts memulai bisnisnya tahun 2013 hanya dengan modal Rp5 juta. Kini, lebih dari satu dekade kemudian, Puyo telah berkembang pesat dengan lebih dari 180 outlet di seluruh Indonesia dan melahirkan Puyo Group—payung bisnis yang juga menaungi brand seperti Haka Dimsum dan Em Gelato.

Gimana sih caranya mereka bisa sejauh ini?

1. Main di Produk yang Unik & Instagramable

Puyo nggak sekadar jualan pudding. Mereka jual sensasi. Tekstur lembut ala “silky desserts” yang waktu itu belum banyak pesaingnya, jadi kekuatan utama. Apalagi ditambah warna-warna pastel dan kemasan lucu, cocok buat diposting di media sosial. Di era awal Instagram naik daun, ini jadi strategi marketing organik yang jitu.

2. Validasi Pasar Sebelum Buka Gerai

Mereka nggak langsung buru-buru buka toko. Di awal, pemesanan hanya dilakukan lewat WhatsApp dan Instagram. Tujuannya? Tes pasar. Ini menghindari risiko kerugian besar di awal. Setelah punya fanbase yang cukup solid, barulah Puyo buka booth kecil di event atau pop-up bazaar.

3. Ekspansi Cepat tapi Terkendali

Setelah melihat respon positif, Puyo mulai masuk ke mall-mall besar. Bukan cuma di Jakarta, tapi juga kota-kota besar lainnya. Namun ekspansinya tetap terkendali, dengan fokus pada pengalaman pelanggan dan standar kualitas. Kini, mereka punya lebih dari 180 outlet aktif.

4. Diversifikasi Bisnis lewat Puyo Group

Setelah mengukuhkan Puyo Desserts, pendirinya nggak berhenti di sana. Mereka bikin Haka Dimsum yang menyasar pasar kuliner Chinese food cepat saji, dan Em Gelato untuk segmen es krim premium. Ini bentuk diversifikasi yang memperkuat daya tahan bisnis mereka di industri F&B yang sangat kompetitif.

5. Bangun Brand yang “Relatable”

Puyo nggak pernah tampil terlalu eksklusif. Mereka main di narasi “cemilan manis yang bisa dinikmati siapa aja.” Branding-nya sederhana, fun, dan ramah anak muda. Mereka juga rajin main di momen viral atau seasonal, kayak bikin varian khusus pas Valentine atau Hari Kemerdekaan.

Data & Fakta Pendukung

– Tahun Berdiri: 2013

– Modal Awal: Rp5.000.000

– Jumlah Outlet (per 2025): 180+

– Brand di bawah Puyo Group: Puyo Desserts, Haka Dimsum, Em Gelato

– Platform awal penjualan: WhatsApp & Instagram

– Pangsa pasar utama: Milenial & Gen Z di kota besar

Pelajaran dari Puyo: Bisnis Nggak Harus Langsung Besar

Puyo menunjukkan bahwa mulai kecil bukan berarti berpikir kecil. Dengan strategi validasi pasar, konsistensi kualitas, dan ekspansi yang terukur, mereka berhasil menciptakan ekosistem brand yang terus berkembang.

Jadi, kalau kamu punya ide bisnis, nggak perlu nunggu “sempurna” dulu. Mungkin kamu cuma butuh Rp5 juta dan semangat pantang menyerah buat jadi besar—kayak Puyo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!