Pulau Jawa

Anting Emas, Jurus Ampuh Temanggung Tekan Angka Stunting dan Jadi Rujukan Nasional

×

Anting Emas, Jurus Ampuh Temanggung Tekan Angka Stunting dan Jadi Rujukan Nasional

Sebarkan artikel ini
Pemda Jawa Tengah
Kabupaten Temanggung berhasil menekan angka stunting lewat program inovatif “Anting Emas”. Efektivitas program ini bahkan direplikasi oleh sejumlah daerah lain di Indonesia. (Sumber Foto - Jatengprov.go.id).

Archipelagotimes.com – Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mencuri perhatian nasional lewat terobosan inovatifnya dalam menanggulangi stunting. Lewat program bertajuk “Anting Emas” atau singkatan dari “Ayo Cegah Stunting dengan Program Inovasi Kesehatan”, pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan bergerak serempak mengatasi masalah gizi kronis yang masih menjadi momok di banyak daerah.

Wakil Bupati Temanggung, Nadia Muna, mengungkapkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam program “Anting Emas” dinilai sangat efektif hingga akhirnya diadopsi oleh beberapa daerah lain seperti Kabupaten Sumbawa, Cirebon, dan Sumedang. Hal ini terungkap dalam acara Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting, yang digelar di Aula Prau, Bappeda Temanggung, Rabu (28/5/2025).

“Alhamdulillah, Temanggung mendapat respons positif dari pusat dan daerah lain. Program Anting Emas terbukti berhasil menekan angka stunting secara signifikan, karena langsung menyasar akar persoalan. Subprogramnya meliputi pemberian tablet tambah darah, gizi anak, hingga pijat bayi,” terang Nadia.

Program ini menerapkan pendekatan “life cycle” atau siklus kehidupan yang menyentuh berbagai tahapan usia, dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, hingga bayi dan balita. Intervensi dilakukan secara spesifik dan sensitif, disesuaikan dengan kebutuhan tiap kelompok.

Pendekatan keluarga menjadi kunci keberhasilan. Mulai dari kursus calon pengantin di Puskesmas bekerja sama dengan PLKB dan KUA, kelas ibu hamil dan menyusui, Posyandu aktif, hingga pemantauan tumbuh kembang melalui fisioterapis yang mendatangi langsung rumah balita yang berisiko.

Inovasi lainnya juga ditambahkan untuk menyasar remaja, seperti “Gemar Asik” (Generasi Remaja Anti Rabi Gasik) yang mengedukasi remaja agar tidak menikah dini, serta “Semut Merah” (Setiap Jumat Minum Tablet Tambah Darah) bagi remaja putri. Tak kalah menarik, program “Minti Jambul” (Minimal Tiga Jamban Terbangun Tiap Bulan) turut mendukung upaya menciptakan lingkungan sehat.

Kepala Bappeda Temanggung, Hendra Sumaryana, menyebutkan bahwa sebelum program ini diluncurkan, tercatat sekitar 19 ribu keluarga berada dalam kategori risiko stunting dari total populasi sekitar 811 ribu jiwa. Namun, data terbaru dari e-PPGBM per April 2025 menunjukkan prevalensi stunting turun menjadi 13,98 persen atau sekitar 5.906 balita, yang menunjukkan adanya penurunan signifikan.

“Ini bukti bahwa inovasi yang terintegrasi dan menyentuh langsung ke masyarakat mampu membawa dampak besar,” tegas Hendra.

Dengan hasil positif ini, Temanggung kini tak hanya sukses menurunkan stunting, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kabupaten/kota lain di Indonesia yang tengah berjuang menghadapi persoalan serupa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!