Archipelagotimes.com – Fenomena cewek sering “ketahuan” jajan lebih sering dibanding cowok jadi topik yang relatable banget. Dari beli minuman viral hingga ngemil camilan lucu—aktivitas jajan ternyata punya dasar kuat dari sisi psikologis, sosial, dan bahkan perilaku makan. Yuk, kita ulas tujuh alasannya lengkap dengan data dan riset terbaru.
1. Jajan Sebagai Mood Booster Instan & Emotional Eating
Cewek sering banget jajan untuk memperbaiki mood saat stres atau sedih. Konsep emotional eating ini sangat umum dan kuat: makanan karbohidrat manis bisa meningkatkan serotonin, membuat suasana hati membaik sementara.
Bahkan CSIRO (Australia) menemukan bahwa 24% perempuan menggunakan makanan untuk memperbaiki mood, dibanding hanya 16% untuk laki-laki.
2. Self-Reward: Apresiasi Diri Sendiri Tanpa Ribet
Setelah capek atau stres, cewek sering memberi “hadiah kecil” seperti dessert lucu atau minuman hits sebagai bentuk apresiasi. Ini lebih aman daripada belanja barang mahal, tapi tetap bikin senang.
3. Ikut Tren & FOMO yang Bikin Jajan Jadi Lifestyle Content
Cewek cenderung lebih tanggap sama tren viral di TikTok atau Instagram. Mereka nggak sekadar jajan—tapi juga bikin konten. Ini bagian dari culture “fear of missing out” (FOMO) yang bikin mereka selalu ingin nyobain menu baru.
4. Healing Cepat & Praktis
Jajan di kafe lucu atau beli snack favorit bisa menjadi healing sederhana yang murah meriah. Apalagi saat mood lagi butuh penghiburan—jajan bisa jadi “penyelamat” yang instan.
5. Sering Nongkrong = Sering Jajan
Aktivitas nongkrong identik dengan ngemil dan minum bareng. Cewek biasanya lebih aktif sosial, jadi kesempatan jajan pun lebih banyak. Jajan jadi bagian penting dari momen kebersamaan.
6. Koneksi Emosional dengan Makanan & Pengaruh Sosial
Cewek sering punya hubungan emosional dengan makanan. Nggak cuma lapar, tapi makanan juga bisa berarti kenyamanan, kehangatan, atau nostalgia. Ditambah lagi, riset di Jawa menunjukkan bahwa camilan sering jadi teman saat bosan atau merasa sendirian, sedang teman dan media sosial mendorong konsumsi snack secara rutin.
7. Riset & Survei: Bukti Ada di Dunia Nyata
a. Survei Indonesia – Snapcart (2016)
Perempuan lebih rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk jajan: 45% perempuan rela bayar di atas Rp 35.000, dibanding hanya sebagian kecil laki-laki. Sebaliknya, 48% pria memilih jajan di bawah Rp 15.000, tapi hanya 37,5% perempuan yang memilih opsi hemat ini.
Preferensi ke camilan rendah lemak & diet-friendly:** 47% perempuan mengharapkan camilan dengan label “low-fat” atau “diet-helping,” jauh di atas permintaan laki-laki.
b. Studi Psikologi – BMC Psychology (2023)
Temuan menunjukkan: perempuan cenderung lebih sering ngemil dibanding laki-laki, khususnya makanan manis, biskuit, dan kacang-kacangan; sementara laki-laki lebih ke camilan asin, menambahkan gula dalam minuman, atau garam pada makanan.
c. Psikologi Evolutionary & Gendered Stress Coping
Menurut studi Harvard, perempuan lebih sering menggunakan makanan sebagai coping terhadap stres, sedangkan laki-laki lebih cenderung ke alkohol atau merokok
d. Comfort Food & Boredom
Riset terbaru menyebut bahwa bukan perasaan senang, tapi kebosanan adalah pemicu paling besar untuk craving makanan comfort. Dan ada tanda kalau alasan motivasi ini berbeda antara pria dan wanita.
e. Loneliness & Craving Gula
Studi University of California menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin craving cake atau makanan manis saat merasa kesepian—reaksi kehubungan antara kesepian, craving, dan kesehatan mental.
Kesimpulan & Penutup
Cewek sering jajan bukan karena lapar, tetapi sering karena emosi, tren, dan gaya hidup.
Riset lokal dan internasional mendukung: mulai dari pengeluaran lebih tinggi hingga coping mekanisme, dari craving manis saat sedih hingga pengaruh media sosial.












