Archipelagotimes.com – Pohon mangrove tumbuh di antara darat dan laut, menghadapi gelombang, pasang surut, bahkan air yang asin. Tapi justru di situ, mangrove menunjukkan ketangguhannya. Dari akarnya yang mencengkeram kuat hingga daunnya yang menyaring garam, ia mengajarkan kita satu hal penting: adaptasi adalah kunci untuk bertahan.
Mangrove tidak memilih tempat nyaman untuk hidup. Ia tumbuh di zona rawan, tempat banyak pohon lain tak bisa bertahan. Tapi bukannya menyerah, mangrove justru berkembang dan menjaga ekosistem sekitarnya. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya keberanian mengambil peran meskipun di tengah tantangan.
Yang menarik, mangrove tak hanya hidup untuk dirinya sendiri. Ia menjadi rumah bagi ikan, kepiting, burung, hingga penahan abrasi bagi manusia. Filosofi ini seakan menyiratkan bahwa hidup yang bermakna adalah hidup yang memberi manfaat bagi banyak makhluk. Mangrove mengingatkan kita untuk menjadi pribadi yang bermanfaat.
Di tengah perubahan iklim dan kerusakan alam, mangrove tetap berdiri. Ia tak mengeluh, hanya terus berakar dan tumbuh. Dari pohon sederhana ini, kita belajar bahwa ketangguhan, kebermanfaatan, dan kemampuan beradaptasi adalah fondasi hidup yang kuat. Mungkin kita tak harus sehebat mangrove, tapi kita bisa mulai belajar darinya.
